Senin, 15 april 2013
Ananda Restu Putro
ADI
Bing Slamet bersama puluhan orang yang mengaku sebagai korban Eyang Subur
muncul di hadapan media, Senin (25/3) petang.
Di antara sekian banyak orang, yang paling menarik perhatian
adalah keberadaan seorang pria paruh baya bernama Ujang.
Ujang pernah mendampingi Subur selama 23 tahun sebagai pelayan
pribadi atau juru kunci. Bahkan Ujang sudah bekerja untuk Subur sejak dia masih
berprofesi sebagai tukang jahit.
Di hadapan wartawan, Ujang menceritakan ritual-ritual yang kerap
dilakukan oleh para tamu yang datang menghadap Subur. Ritual itu biasa
dilakukan pada malam Rabu dan malam Jumat.
"Ada kopi pahit, kopi manis, dan air garam. Air garam
diminum dan untuk cuci muka. Kopi manis dihabisin, kopi pahit juga
dihabisin," tutur Ujang.
"Saya yang bikinin kopi dan air garam itu untuk tamu,"
imbuhnya.
Setelah mengkonsumsi tiga jenis minuman tadi, para pasien juga
diwajibkan untuk mandi. Kapan pasien-pasien itu harus mandi, waktunya juga
ditentukan oleh Subur.
"Mandinya tunggu perintah Eyang. Nanti sisa air mandinya
dibuang di tempat-tempat yang ditunjuk Eyang," paparnya.
Menurut Ujang, kebanyakan tamu yang datang ke rumah Subur
meminta dilancarkan segala urusan dan usahanya.
Ujang akhirnya memutuskan untuk keluar keluar dari rumah Subur
pada 2009 lalu, karena semakin banyak merasakan ketidakberesan di tempat
tersebut.
"Alhamdulillah saya dapat hidayah," ucapnya.
Demi Tuhann..
ReplyDelete